Rabu, 01 April 2020

Efek Corona Produksi Mobil Honda di Stop

Efek Corona Produksi Mobil Honda di Stop

Jakarta - Honda Prospect Motor (HPM) memutuskan menghentikan kegiatan produksi sementara selama dua pekan mulai 13 April 2020. Keputusan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan menyikapi situasi dan kondisi terkini di dalam negeri akibat wabah virus corona (Covid-19).

Honda memiliki fasilitas produksi di Karawang, Jawa Barat dengan kapasitas mencapai 120 ribu unit per tahun. Pabrik itu memproduksi mobil Jazz, Mobilio, Brio, dan BR-V.

Selain produksi untuk Indonesia, pabrik ini juga memproduksi Brio untuk pasar ekspor ke Filipina dan Vietnam mulai Maret 2019.

"Berdasarkan kondisi dan pertimbangan terkini, kami telah memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan produksi kami selama 14 hari, mulai 13 April 2020," kata Business Innovation and Marketing and Sales Director HPM Yusak Billy melalui pesan singkat, Rabu (1/4).

BACA JUGA : Cara Topup OVO melalui ATM BRI, BRI Mobile, BRI Syariah, dan Debit BRI (Aplikasi OVO)


Yusak menyampaikan saat ini produksi di pabrik tersebut juga sudah dikurangi karena menyesuaikan permintaan pasar yang terus turun dari hari ke hari semasa Covid-19. Meski demikian Yusak tak ingin mengungkap seberapa besar perubahannya.

"Karena situasi pasar yang berubah dengan cepat, kami terus menyesuaikan strategi kami untuk memenuhi permintaan pelanggan sambil tetap menjaga kondisi stok level yang sehat," kata Yusak.

Penyesuaian produksi juga sudah dilakukan oleh Astra Daihatsu Motor (ADM). ADM sudah mengurangi jumlah shift pekerjaan karyawan dari dua menjadi satu di pabrik Sunter dan Karawang. Pekerja disebut cuma bekerja hingga pukul 15.00 WIB.

ADM merupakan produsen mobil terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi lebih dari 500 ribu unit per tahun. Selain membuat mobil merek Daihatsu, pabrik Daihatsu juga melahirkan produk merek Toyota buat domestik dan ekspor.

"Ya sekaligus menyesuaikan permintaan," kata Direktur Marketing ADM Amelia Tjandra.

Amelia mengatakan langkah ini sekaligus merespons imbauan pemerintah untuk menerapkan physical distancing.

"Dengan demikian, karyawan pabrik bisa tetap tinggal di rumah secara bergantian. Walaupun mereka hanya bekerja dua hari sekali, dan upah karyawan tetap dibayar penuh," kata Amelia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar